Kisah-kisah itu bukan khayalan semata. Semua seolah terasa nyata. Namun, di tangan seorang pengarang, peristiwa itu dirangkai menjadi karya sastra yang intens. Tidak hanya menghadirkan drama dan pesona dari pulau penghasil tambang, buku ini juga mengetengahkan masalah perubahan, perpindahan, guncangan, kerusakan, hingga rasa kesepian.
Dituturkan setenang dan selincah aliran sungai yang menyamarkan keganasan sergapan buaya, kumpulan cerita ini menawarkan lokalitas Indonesia dengan sangat elok. Karakter manusia, alam, budaya, agama, dan persoalan kuasa terhampar bak kepingan-kepingan memorabilia, menjadi unsur cerita yang penting.
Pelayaran Terakhir adalah kolase kisah yang saling bertaut. Ada istri yang tetap menanti kepulangan suami saat Lebaran, padahal dia tak bisa pulang lagi. Dengan berat hati seorang ibu merestui anaknya nikah dengan pelacur. Seorang ustaz menggunakan agama untuk menjegal bupati yang ingin kembali berkuasa. Seorang mahasiswi kedokteran bertemu lagi dengan temannya yang putus sekolah demi mendapatkan air bersih dari sumurnya. Sementara pemuda lain terus terikat pada kampung halamannya karena wangi melati yang menguar dari seorang perempuan.
Kisah-kisah itu bukan khayalan semata. Semua seolah terasa nyata. Namun, di tangan seorang pengarang, peristiwa itu dirangkai menjadi karya sastra yang intens. Tidak hanya menghadirkan drama dan pesona dari pulau penghasil tambang, buku ini juga mengetengahkan masalah perubahan, perpindahan, guncangan, kerusakan, hingga rasa kesepian.
Dituturkan setenang dan selincah aliran sungai yang menyamarkan keganasan sergapan buaya, kumpulan cerita ini menawarkan lokalitas Indonesia dengan sangat elok. Karakter manusia, alam, budaya, agama, dan persoalan kuasa terhampar bak kepingan-kepingan memorabilia, menjadi unsur cerita yang penting.
Anggit Rizkianto adalah penulis yang sebenarnya tidak terlalu suka menulis. Alih-alih menulis, ia lebih suka membaca, seni fotografi, dan memasak di pagi hari. Berdasarkan dokumen akta yang pernah dilihatnya, ia lahir di Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Tapi, menurut ibunya, ia lahir di Kota Jakarta pada tahun 1990. Pelayaran Terakhir adalah buku ketiga yang penah ia tulis, dan menjadi buku fiksi pertamanya. Kini ia tinggal di Kota Surabaya, bekerja sebagai dosen, dan terlibat kerja-kerja pengabdian di masyarakat.