Nasihat-nasihat semacam itu kerap lewat di telinga kita. Kita seolah dituntut untuk bisa membuat apa yang kita senangi menjadi sesuatu yang bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah. Sudah banyak kita lihat di lapangan, ketika para sarjana dari ilmu geologi justru berhasil menjadi seorang juragan suvenir kerajinan tangan rajut. Atau lulusan dari fakultas kedokteran gigi yang malah lebih dikenal oleh khalayak sebagai beauty vlogger. Bahkan seorang penulis muda yang begitu produktif menerbitkan karya, ternyata dulunya merupakan mahasiswa ilmu komputer. Mereka mengaku lebih menekuni apa yang mereka sukai, daripada sekadar tenggelam di meja pendidikan formal yang mereka ikuti.
Namun, benarkah bekerja sesuai passion adalah hal saklek dan menjadi satu-satunya cara kita bisa meraih penghidupan sekaligus kepuasan batin? Bagaimana dengan mereka yang bekerja tidak sesuai passion, namun tetap bisa enjoy dan menonjol dalam pekerjaannya sehingga mampu meraih kesuksesan yang tiada tara?
Sekali lagi, bekerja sesuai passion itu ibarat surga di dunia. Namun bekerja tak sesuai passion pun sama membahagiakannya jika Anda bisa “menemukan jiwa Anda” di sana. Bagaimana caranya? Buka buku ini dan temukan jawabannya!
Muthia Sayekti, lahir di Semarang pada 12 Desember. Menulis dulunya adalah ruang untuk curhat baginya. Tapi ia sempat berhenti melakukan hal tersebut karena curhat melalui tulisan dianggap picisan dan hanya menghasilkan tulisan sampah. Pram juga pernah menulis bahwa jangan berpidato dalam tulisan. Sebab dengannya, penulis tidak akan membawa kebaikan. Namun seiring berjalannya waktu, menulis untuk curhat justru membuatnya semakin sehat. Dari proses itulah ia bisa mengalami perjalanan batin yang tidak setiap orang lain bisa merasakan.
Saat buku ini ditulis, ia sedang menyelesaikan studi masternya di Universitas Gadjah Mada. Buku-buku fenomenal yang pernah ditulisnya berjudul Berdamai dengan Diri Sendiri (Psikologi Corner, 2017), The Art of Listening (Psikologi Corner, 2018), dan Gue Tantang Loe Move On (Psikologi Corner, 2019). Selain menulis buku, ia juga beberapa kali menulis di media daring seperti Voxpop.id dan Ublik.id.