"Ocha suka sama Leon sejak kita masih kecil. Kalo diibaratkan ambil cicilan, kayanya Ocha udah lunas cicil motor, mobil, tanah, atau bahkan rumah." -Ocha-
"Kamu adalah manusia paling keras kepala yang pernah aku kenal, kegigihanmu untuk mendekatiku seolah tidak pernah padam. Walau penolakan dariku sudah tidak terhitung lagi jumlahnya. Senyumanmu yang sehangat mentari pagi mampu menghangatkan dan menyinari relung hatiku yang gelap dan sunyi. Aku sangat membencimu, karena kamu terlalu bising untukku yang menyukai ketenangan. Kamu memporak-porandakan duniaku yang tenang dengan kebisinganmu. Tapi mengapa saat kamu pergi, hati ini seolah menjadi sepi? Bahkan parahnya, aku merindu pada bisingmu." -Leon-
"Cha, kamu lagi ngapain?" tanya Leon
"Lagi nonton video tutorial malam pertama yang baik dan benar. Biar nanti pas malam pertama kita, Ocha udah jago. Kata Herman, cowok suka sama cewek yang bisa inisiatif." Ocha menjawab dengan polosnya.
"Herman sialan! Ngajarin anak orang gak bener!" geram Leon.
Mampukah kegigihan Ocha meruntuhkan pertahanan Leon? Atau justru dia begitu lelah dan akhirnya menyerah karena Leon sejak dulu tidak berbalik mencintainya.