"Amora, aku yakin tas itu milik Ben, dia membawanya—maksudku dia membawa dua—"
"Sial," maki Amora dengan pupil mata yang kian membesar.
"Guys," teriak Marvin nyaring. Menggema ke setiap sudut aula. "Seorang gadis baru saja ingin mengutarakan perasaannya...." Suasana yang semula ricuh mendadak hening. Amora menatap Marvin penuh peringatan. "Padaku," tambah Marvin tenang.
"Aku menyukaimu, caramu berpikir ... kau selalu memenuhi pikiranku," Marvin nyaris menyelesaikan ucapannya dan Amora segera bangkit. Namun semuanya jelas terlambat. "Amora," panggilnya.
"Surat ini dari Amora."
Temui cerita Tilly D yang sedang on-going di :
Wattpad : @iamtillyd