Hadirnya Gus Syafiq—lelaki masa lalu—saat hati terpuruk tidak karuan, mengantarkan cinta lama yang bersemi kembali,
membuat Zakiya merasakan dilema berkepanjangan.
Beda kasta yang menjadi penyekat, juga restu yang tak kunjung didapat membuatnya takut bahwa mengulang kisah usang sama saja mempertaruhkan hati terluka kembali, dan rasanya sudah pasti sama. Menyakitkan, atau bahkan lebih.
Terlebih statusnya kini adalah janda satu anak, yang tidak memungkinkan bersanding dengan lelaki yang baginya nyaris sempurna tanpa cela. Mampu menjaga cinta yang sudah ia tinggal dan mengharap semua bisa kembali.
Akankah Zakiya menerima Gus Syafiq untuk menyemaikan asa dan menyempurnakan separuh hatinya lagi? Atau justru
memilih orang baru yang tak kalah tulus menerimanya sepenuh hati?
Silvanni Lim Mey; perempuan kelahiran Jember, seorang
penjahit juga ibu rumah tangga. Sudah punya hobi menulis sejak
sekolah menengah pertama. Cita-citanya adalah menjadi penulis
dan desainer.
Suka menulis bertemakan pesantren, untuk bernostalgia
dengan kehidupan pesantren yang pernah dinikmati di salah satu
pesantren Jawa Timur. Ponpes Al Ihsan Darul Hikam, Jember.
Sudah ada tiga novel solo yang sudah diterbitkan, dua
novel kolaborasi dan dua antologi. Semoga tetap konsisten untuk
terus berkarya.
Menulis adalah dakwah, menulis juga menyampaikan
pesan-pesan lewat goresan pena. Ia berharap, lewat karyanya,
ada hal bermanfaat dan positif yang bisa dipetik.
Silakan berkunjung ke akun media sosialnya.
Fb : Silvanni Lim Mey
IG : Silvanni Mey
KBM Apps : Silvanni Lim Mey
WP : Silvanni Mey