Atas dasar itulah Roy Jackson melalui buku ini mendedahkan dua tujuan penting yang saling berkaitan. Pertama, ia berusaha untuk menunjukkan bahwa, berbeda dengan banyak persepsi tentang soal ini, Nietzsche adalah bukan pembawa baku untuk ateisme. Pada kenyataannya, lelaki dan filsafatnya dikatakan dijiwai dengan sebuah keagamaan yang mendalam. Kedua, Roy Jackson berhujah bahwa filsafat Nietzsche mempunyai keterkaitan khusus dengan identitas Islami yang dipahami di dunia modern. Sementara Nietzsche jarang berbicara secara khusus tentang Islam, pengakuan terhadapnya sebagai sebuah agama berbeda secara tajam dengan kritisismenya terhadap Kristianitas. Namun demikian, apa yang Roy Jackson usahakan ialah untuk memastikan: mengapa Nietzsche merasa cenderung begitu ramah terhadap Islam dan, dalam proses pemastian ini, apa yang diceritakan pada kita tentang pandangan Nietzsche sendiri terhadap pentingnya agama.