Ihya Ulumuddin lahir dari kegelisahan seorang ulama besar (Hujjatul Islam) al-Imam Abu Hamid al-Ghazali, betapa tidak, ilmu agama (ulumuddin) kala itu tidak lebih dari “baju usang” yang telah ditinggalkan banyak orang, kebanyakan mereka tergila-gila oleh kecantikan ilmu positif, filsafat dan kalam yang di import dari luar Islam oleh para penguasa waktu itu, sehingga lambat laun, tanpa sadar, kepekaan umat terhadap ilmu islam mulai memudar, kepercayaan diri mereka menurun drastis, harga diri mereka dijual, dan dibayar mahal dengan gengsi tinggi akan ilmu-ilmu import (Hellenisme) tersebut dan menganggap belajar ilmu agama yang dibawa oleh Nabi saw itu sebagai sesuatu yang “memalukan”, tidak bermanfaat bahkan dianggap menghalang-halangi kemajuan peradaban manusia, karena terlalu jauh dengan kenyataan kehidupan umat manusia sebenarnya.
Poslušate lahko zvočne knjige, ki ste jih kupili v Googlu Play v brskalniku računalnika.
Bralniki e-knjig in druge naprave
Če želite brati v napravah, ki imajo zaslone z e-črnilom, kot so e-bralniki Kobo, morate prenesti datoteko in jo kopirati v napravo. Podrobna navodila za prenos datotek v podprte bralnike e-knjig najdete v centru za pomoč.