“Bagaimana kalau 200 juta, Pak?”
Perupa itu lalu menjawab,
“Apa? Empat ratus? Ya, sudah, nggak apa-apa. Saya manut. Silakan ditransfer saja secepatnya.”
Walhasil calon pembeli syok tapi sekaligus tidak bisa menghadapi strategi kopoken itu.
***
Memasuki tahun ketiga kuliah, Unggun punya kecemasan yang akut. Sementara teman-teman lainnya punya ketakutan nanti kalau lulus kuliah mau kerja di mana, Unggun justru mengkhawatirkan eksistensinya di depan kawan-kawannya. Dia merasa tidak pernah dianggap benar-benar ada.
Peringatan: Kisah-kisah dalam buku ini mengandung bahasa Jawa.
Puthut EA, lahir di Rembang dan menyelesaikan pendidikan formalnya di Fakultas Filsafat UGM. Dia telah menulis banyak buku fiksi dan nonfiksi. Selain sebagai penulis, dia juga dikenal sebagai “Kepala Suku” media online Mojok (www.mojok.co). Puthut juga punya acara yang sangat menarik di channel YouTube Mojok dengan tajuk: Putcast. Dia bisa dihubungi via email di [email protected]. Sedangkan untuk mengikuti kesehariannya, Anda bisa menilik akun IG dan Twitternya @puthutea, serta blog pribadinya di www.puthutea.com.