Tandrun, ksatria muda yang turun gunung dari perguruan untuk menjalankan wasiat gurunya, meluruk ke Kalinggapura dengan membawa pedang mustika dan pedang tumpul pemberian mendiang ibunya.
Wasiat demi wasiat makin terasa begitu berat untuk ditunaikan. Sang Pemeluk Pedang tetap kukuh pada prinsipnya untuk tidak membunuh. Tapi mungkinkah memberantas kejahatan dengan menolak melumuri tangan dengan darah?
Apakah sepasang tangan mampu mengubah dunia?
Benarkah pedang adalah maharaja senjata?
Di tangan Tandrun hanya ada sebilah parang kayu. Pedang mustika tak juga dihunus. Apakah sebatang parang kayu mampu mengubah dunia?
Apakah sebatang parang kayu mampu mencegah perang Taruma dan Kalingga?