(Aku, Kamu Senja, Luka, Ajeng Maharani)
Sepanjang jalan ku pandang wajah dan tubuh bapak yang dalam kondisi koma. Air mataku mengalir deras. Ada perasaan menyesal apa yang aku lakukan selama ini. Aku telah mensia-siakan pengorbanan dan harapan bapak.
(Motor Matik Milik Bapak, Noperman Subhi)
Bolehkah aku menangis? Aku ingin berteriak, aku murka, tapi aku tak bisa. Bagaimana dunia berusaha menyingkirkan nilai kebenaran, menukar cinta dengan ambisi, mengutuk ketulusan, dan menyisakan luka-luka yang tak akan pernah tersembuhkan.
(Aku Tidak Ingin Pulang, Rahma Ridha Rofita)
Benar, balon udara terbuat dari plastik. Aku meyakini, suatu saat aku bisa membuat balon udara dan menaikinya bersama keluarga kecilku. Melihat permukaan bumi yang katanya memukau itu dan berteman dengan burung-burung di sana.
(Balon Udara dari Rumahku, Amaliya Khamdanah)
Lahir di Daerah Istimewa Yogyakarta pada 29 Mei 2000. Saat ini ia merupakan siswi aktif di SMA Negeri 6 Yogyakarta. Sulung dari dua bersaudara ini menjajal dunia kepenulisan sejak duduk di bangku SD. Pernah menerbitkan novel berjudul Shadow di lini Fantasteen DAR! Mizan pada tahun 2015. Selain menulis, hobinya adalah membaca novel dan mengikuti serial anime kesukaannya. Sekelumit Pengabdian merupakan cerpen yang dibuatnya secara iseng dan diilhami dari profesi guru yang ada di sekitarnya.
Lahir di Pagaralam (Sumsel), 13 november 1969. Lulus S1 Ilmu Pemerintah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan S2 Magister Administrasi Pendidikan di Universitas Sjakhyakirti. Sekarang aktif sebagai guru PKn diperbantukan di SMA PGRI 5 Palembang dengan jabatan Wakil Kepala Sekolah (2012-sekarang). Menjadi dosen luar biasa di Akademi Bina Bahari. Selain itu, aktif menulis opini dan cerita pendek. Karya tulis yang pernah diterbitkan, yaitu Musim Kopi dan Gaya Hidup (2001), Jas Biru Dewan (2002), Memotret Guru Dari Kejauhan (2016), dan 20 Kegagalan Menembus Publikasi (2017).
Nurullah MH lahir di pulau Madura pada 2 Desember 1995. Seorang penyair dan cerpenis. Sekarang masih duduk di bangku kuliah di STKIP Al Hikmah, Surabaya, dengan status beasiswa 100%. Cerpennya pernah menjadi 192 terbaik dalam Antologi ‘Dari Kesuma Sampai Ke Noma’ dalam lomba cipta cerpen remaja nasional Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia. Puisinya yang berjudul Cermin Kibul dan Harapan Yang Lapuh tergolong dalam 40 puisi terbaik dalam lomba puisi remaja nasional oleh Sabana Pustaka. Karya-karyanya yang lain, di antaranya antologi puisi seperti ‘Aurora’ oleh Tidar Media, ‘Hijrah Menuju Kesuksesan’ oleh Goresan Pena Publishing, antologi cerpen dan puisi ‘Untukmu Kartiniku’ oleh Pena House, antologi cerpen nasional ‘Tarian Hujan’ oleh Rumah Kayu Indonesia, antologi puisi ‘Cipta Puisi Pahlawan Nasional Prof Mr. Iwa Kusuma Sumantri, SH’ oleh Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia Cabang Galuh, Ciamis, dan sebagai peserta Lomba Cipta Puisi Haiku yang diselenggarakan oleh Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia.
Amaliya Khamdanah, lahir di Demak, 7 Agustus 1998. Tercatat sebagai mahasiswa di UIN Walisongo Semarang program studi Psikologi. Beberapa tulisannya juga dimuat dalam antologi cerpen dan puisi terbitan penerbit indie. Bisa dihubungi melalui [email protected] atau add akun facebooknya: Amaliya Khamdanah.
Penikmat sastra yang lahir di Surabaya. Beberapa cerpennya pernah dimuat di berbagai koran lokal dan nasional. Penulis novel ‘ANIMUS: Seven Days’ (2014 - LovRinz Publishing), ‘ANIMUS: Drizzle’ (2016 - Novel Nusantara), ‘Hujan Tidak Turun dari Langit’ (2017 - LovRinz Publishing) dan kumpulan cerpen ‘Ia Tengah Menanti Kereta Uap Tuhan yang Akan Membawanya ke Bulan’ (2017 - Penerbit Basabasi)
Lahir di Bantul 22 Agustus 1982. Pendidikan formal yang pernah ditempuh mulai dari Sekolah Dasar Wirokerten, SMP Negeri 1 Banguntapan, SMA Negeri 5 Yogyakarta, dan lulus dari Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta pada tahun 2008. Menjadi pengajar sudah digelutinya sejak tahun 2006 mulai TPA-MDA Tarbiyatul Anaam, PKBM Al Mustajab, PKBM Diponegoro, dan Bimbingan Belajar SSC Intersolusi Yogyakarta. Saat ini masih aktif sebagai staf pengajar di SMK Diponegoro Depok Kabupaten Sleman dan mengampu mata pelajaran IPS Sejarah.
Saya Ridha. Lengkapnya Rahma Ridha Rofita. Saya dilahirkan di Banyuwangi– kabupaten paling timur Pulau Jawa yang sedang naik daun karena pariwisatanya setelah sekian lama tersohor sebagai daerah mistis–pada 20 Oktober 1994. Membaca novel adalah hobi, tetapi menulis selalu memiliki seninya sendiri, terutama setelah empat tahun terbelenggu dalam boarding school yang entah bagaimana seakan menelan semua kreativitas dalam sebaris kalimat loyalitas tanpa batas. Sebenarnya nggak sehoror itu kok. Dan, alhamdulillah lulus dengan mulus tahun 2016 lalu. Jadi CPNS segera setelah menyandang gelar fresh graduate adalah keberuntungan. Namun, setiap keberuntungan tentu ada harganya. Seperti pepatah dari sebuah webtoon favoritku, if someone doesn’t pay the price for the love that they have received, how can you call them a human being?
Nama Lengkap : Ali Akbar
Akun sosial media
facebook : https://www.facebook.com/
twitter : @hatsaw01
Alamat email : [email protected]
Alamat : Jl. Tanjung Paletten, Makassar
Di dunia literasi lebih dikenal dengan nama Khanza Inqilaby atau Rabu. Lahir di sudut selatan Pulau Sulawesi pada tanggal 23 Nopember 1994. Maniak sastra, sejarah, ekonomi, dan politik, tapi memfokuskan tulisan-tulisannya pada ranah spiritual. Obsesinya terhadap dunia aksara bermula sejak kelas 3 sekolah dasar hingga memiliki cita-cita untuk menjadi seorang penulis yang tulisannya dapat memberikan sumbangsih bagi dunia. Pepatah klasik menyatakan, “Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta, tak cinta maka ta’aruf.” So, mari berkenalan!
Lahir 11 Mei di Sragen. Saat ini aktif menulis di berbagai media online baik lokal maupun nasional di Indonesia. Menjadi narasumber sekaligus penulis tetap bersama beberapa aktivis perempuan dan praktisi lain di sebuah wadah terbuka. Selain itu, mulai aktif mengikuti organisasi nirlaba dengan tujuan membantu sesama.