My Mr. Cop: Eternity Publishing

Sayangnya dia masih jomblo. Cewek sih banyak, ganti-ganti malah. Tapi Beno tidak pernah sekalipun menyatakan pacaran dengan para TTM-nya itu. Lagipula ya … itu tadi … tidak ada satu wanita pun yang tahan ditinggal kerja lama-lama sama Beno. 

Sejak dia bergabung dengan Divisi Reserse Kriminal, kerjaannya tidak kenal waktu. Ditambah penampilannya jadi tidak seperti seorang Polisi. Kalau orang awam bilang sih Polisi Preman gitu deh. Alasan lainnya karena belum ada satupun perempuan yang bikin Beno jatuh cinta mati-matian. 

Hingga di pesta pernikahan Rezky Dimitri, anak sahabat karibnya, Denny Dimitri, Beno bertabrakan dengan seorang gadis cantik, imut dan menggemaskan sekaligus … menyebalkan. Paket komplit yang bikin Beno salto bolak-balik setiap kali ketemu dia.

Walaupun gadis itu meremehkan dan menertawai tato di tangannya dengan mengatakan, “Itu tato dari permen karet Yosan ya, Om?” tapi Beno tidak peduli. 

Seluruh saraf di tubuhnya berteriak minta kawin setiap kali gadis itu lewat di depan matanya.

Revina Amarise Hasim masih berusia 25 tahun dan berniat mengikuti saran abangnya, Rezky Dimitri untuk berkarir di Dimitri Security System Jakarta, dekat dengan keluarga Dimitri. Revina bergabung di Divisi HRD dan menjabat sebagai Recruitment Supervisor.

Selama ini Revina selalu merasa minder. Bukan karena dia tidak cantik ataupun otaknya di bawah standar, bukan itu. Tapi karena dia bukan berasal dari keluarga kaya. Semua pria yang dia kenal adalah tipe pria yang mencari gadis kaya untuk tempat mereka bersandar. 

Dan Revina bukanlah tipe idaman mereka.

Jadi di matanya tidak ada cowok yang benar. Di Talaud yang berada di ujung bumi saja, cowoknya pada songong, apalagi di Jakarta. Jadi jangan salahkan Revina kalau dia selalu sinis memandang pria tampan, kaya dan songong.

Terutama bila pria itu sudah tua, jomblo dengan wajah cengengesan menyebalkan dan tato aneh yang … ewh … nggak banget.

Dan semakin Revina menghindarinya, semakin mereka sering bertemu.