Menulis di Atas Pasir
Kuhusu kitabu pepe hiki
Menulis adalah bekerja untuk keabadian. Demikian sepenggal mantra dari begawan sastra Pramoedya Ananta Toer. Dengan demikian para “pekerja” di dunia penulisan adalah insan-insan yang mewariskan pemikiran dan nasihat juga visi tak lekang waktu bagi generasi penerusnya. Kita bisa menemukannya dalam berbagai wujud. Namun, saya pribadi sungguh menggagumi nats-nats Alkitab yang abadi hingga kini.
Kumpulan tulisan dari majalah daring Lentera News yang dibukukan ini adalah serpihan jejak belajar menulis. Saya tak serta merta lahir dan mahir menulis. Patut saya bersyukur dipercaya oleh Komisi Komsos KAM mengerjakan pendirian majalah daring Lentera News. Tidak sekedar memahami konsep desain media online, namun juga komitmen untuk terus menulis dan belajar menulis lagi. Dalam wadah ini saya justru mudik ke nats Alkitab untuk inspirasi penulisan. Terima kasih Pater Hubertus Lidi yang telah memberi kehormatan dan kepercayaan tersebut.
Ukadiriaji na maoni
Kuhusu mwandishi
Lahir di Buluh Naman - Kab. Karo, pada 3 September 1982, dari pasutri (alm.) Aziz Bangun dan Rosianna br Purba. Sulung dari tiga bersaudara, Lawrent br Bangun dan Bastanta Bangun. Kini mengarungi bahtera rumah tangga bersama Istri terkasih, Eva Susanti br Barus.
Mula mengenyam pengalaman menulis, khususnya jurnalistik saat bekerja di media Waspada Online (www.wol.co.id). Sempat menjadi “kutu loncat” di media cetak hingga Radio, sejak 2014 telah mengabdi di Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Medan, hingga kini. Majalah daring Lentera News adalah tantangan project dari Ketua Komsos KAM, RP Hubertus Lidi, OSC, yang digarap bersama sobat satu alunni SMUN 17 Medan, Vinsensius Sitepu. Menulis di Atas Pasir adalah buku pertama karya penulis.
