Mencari Buah Simalakama: DAUR III

· DAUR Buku 3 · Bentang Pustaka
4,9
7 ulasan
eBook
384
Halaman
Rating dan ulasan tidak diverifikasi  Pelajari Lebih Lanjut

Tentang eBook ini

Sepanjang masa hidupmu, kelak kamu akan menemui buah simalakamamu sendiri. Namun, tahukah kamu buah simalakama yang rasanya paling getir? Yang kesakitannya bukan hanya dirasakan oleh dirimu saja, melainkan harus dipikul oleh jutaan orang di sekitarmu.

Inilah simalakama itu: Ibu sebagai jelmaan alam, Bapak berwujud pemerintah, dan Rakyat yang menjadi anak-anaknya.

Bapak yang kau pikir mengayomi Ibu serta anak-anaknya, justru menghalangi, merampok, dan menumpuk-numpuk sendiri cahaya kesejahteraan dari Tuhan. Si Bapak itulah kolonialis-imperialis, diktator yang memaksakan kemauan dan aturan egoisnya kepada anak-anaknya sendiri.

Sudahkah kau temukan kenyataan itu?


[Mizan, Bentang Pustaka, Indonesia, Opimi, Filosofi, Opini]

Spesial Bentang Emha 

Rating dan ulasan

4,9
7 ulasan
Mas Munandar
3 Agustus 2023
Terapkan
Apakah konten ini berguna bagi Anda?
Munandar Munandar
21 Maret 2023
Terapkan
Apakah konten ini berguna bagi Anda?

Tentang pengarang

EMHA AINUN NADJIB, lahir pada 27 Mei 1953 di Jombang, Jawa Timur. Pernah meguru di Pondok Pesantren Gontor, dan ''singgah'' di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Emha Ainun Nadjib merupakan cendekiawan sekaligus budayawan yang piawai dalam menggagas dan menoreh kata-kata. Tulisan-tulisannya, baik esai, kolom, cerpen, dan puisi-puisinya banyak menghiasi pelbagai media cetak terkemuka.

Pada 1980-an aktif mengikuti kegiatan kesenian internasional, seperti Lokakarya Teater di Filipina (1980); International Writing Program di Universitas Iowa, Iowa City, AS (1984); Festival Penyair Internasional di Rotterdam, Belanda (1984); serta Festival Horizonte III di Berlin Barat, Jerman Barat (1985).

Cukup banyak dari karya-karyanya, baik sajak maupun esai, yang telah dibukukan. Di antara sajak yang telah terbit, antara lain ''M'' Frustasi (1976), Sajak Sepanjang Jalan (1978), Syair Lautan Jilbab (1989), Seribu Masjid Satu Jumlahnya (1990), dan Cahaya Maha Cahaya (1991).

Adapun kumpulan esainya yang telah terbit, antara lain Indonesia: Markesot Bertutur, Markesot Bertutur Lagi, Arus Bawah (2014), Anggukan Ritmis Kaki Pak Kiai (2015), Gelandangan di Kampung Sendiri (2015), Sedang Tuhan pun Cemburu (2015), 99 untuk Tuhanku (2015), Istriku Seribu (2015), Kagum kepada Orang Indonesia (2015), Titik Nadir Demokrasi (2016), dan Tidak. Jibril Tidak Pensiun! (2016).

Beri rating eBook ini

Sampaikan pendapat Anda.

Informasi bacaan

Smartphone dan tablet
Instal aplikasi Google Play Buku untuk Android dan iPad/iPhone. Aplikasi akan disinkronkan secara otomatis dengan akun Anda dan dapat diakses secara online maupun offline di mana saja.
Laptop dan komputer
Anda dapat mendengarkan buku audio yang dibeli di Google Play menggunakan browser web komputer.
eReader dan perangkat lainnya
Untuk membaca di perangkat e-ink seperti Kobo eReaders, Anda perlu mendownload file dan mentransfernya ke perangkat Anda. Ikuti petunjuk Pusat bantuan yang mendetail untuk mentransfer file ke eReaders yang didukung.