Kagum kepada Orang Indonesia

· Bentang Pustaka
4,7
121 Rezensionen
E-Book
92
Seiten
Bewertungen und Rezensionen werden nicht geprüft  Weitere Informationen

Über dieses E-Book

Jika ada yang mengatakan bahwa Indonesia dipenuhi oleh para pemalas, hipokrit, senang mengeluh, dan kerap mencari jalan pintas, itu berarti dia tidak benar-benar berjumpa dengan orang Indonesia. Hanya segelintir waktu yang diluangkan untuk bertemu kemudian mengambil kesimpulan secara terburu-buru. 

Memang salah satu kehebatan bangsa Indonesia adalah kesanggupannya menciptakan citra di mata dunia bahwa dirinya dekaden, bodoh, kacau, miskin, dan moral rusak. Itulah pendekar sejati. Bukankah untuk memaksimalkan kesalehan, Anda justru harus menutupi kesalehan diri tersebut? Indonesia tidak pernah mengejar-ngejar kemajuan karena sudah maju. Indonesia tidak pernah bernafsu terhadap kehebatan karena aslinya memang sudah hebat.

Berbekal pengalaman Caknun selama bertahun-tahun berinteraksi secara intens dengan orang Indonesia di seluruh penjuru negeri, buku ini kemudian ditulis. Kagum kepada Orang Indonesia merupakan kumpulan esai yang berisikan pandangan, harapan, bahkan juga parodi tentang sisi-sisi kualitatif manusia Indonesia.

[Mizan, Bentang Pustaka, Emha Ainun Nadjib, Cak Nun, Opini, Harapan, Pandangan, Manusia, Indonesia]

Spesial Bentang Emha 

Bewertungen und Rezensionen

4,7
121 Rezensionen

Autoren-Profil

EMHA AINUN NADJIB, lahir pada 27 Mei 1953 di Jombang, Jawa Timur. Pernah meguru di Pondok Pesantren Gontor, dan “singgah” di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Emha Ainun Nadjib merupakan cendekiawan sekaligus budayawan, yang piawai dalam menggagas dan menoreh kata-kata. Tulisan-tulisannya, baik esai, kolom, cerpen, dan puisi-puisinya banyak menghiasi pelbagai media cetak terkemuka.

Pada 1980-an aktif mengikuti kegiatan kesenian internasional, seperti Lokakarya Teater di Filipina (1980); International Writing Program di Universitas Iowa, Iowa City, AS (1984); Festival Penyair Internasional di Rotterdam, Belanda (1984); serta Festival Horizonte III di Berlin Barat, Jerman Barat (1985).

Cukup banyak dari karya-karyanya, baik sajak maupun esai, yang telah dibukukan. Di antara sajak yang telah terbit, antara lain “M” Frustasi (1976), Sajak Sepanjang Jalan (1978), Syair Lautan Jilbab (1989), Seribu Masjid Satu Jumlahnya (1990), dan Cahaya Maha Cahaya (1991).

Adapun kumpulan esainya yang telah terbit, antara lain Indonesia: Markesot Bertutur, Markesot Bertutur Lagi, Arus Bawah (2014), Anggukan Ritmis Kaki Pak Kiai (2015) Gelandangan di Kampung Sendiri (2015), Sedang Tuhan pun Cemburu (2015), 99 untuk Tuhanku (2015), dan Istriku Seribu (2015). []

Dieses E-Book bewerten

Deine Meinung ist gefragt!

Informationen zum Lesen

Smartphones und Tablets
Nachdem du die Google Play Bücher App für Android und iPad/iPhone installiert hast, wird diese automatisch mit deinem Konto synchronisiert, sodass du auch unterwegs online und offline lesen kannst.
Laptops und Computer
Im Webbrowser auf deinem Computer kannst du dir Hörbucher anhören, die du bei Google Play gekauft hast.
E-Reader und andere Geräte
Wenn du Bücher auf E-Ink-Geräten lesen möchtest, beispielsweise auf einem Kobo eReader, lade eine Datei herunter und übertrage sie auf dein Gerät. Eine ausführliche Anleitung zum Übertragen der Dateien auf unterstützte E-Reader findest du in der Hilfe.