Jejak Media Sosial

Sebaiknya kita melihat kembali kepada apa yang kita telah lakukan di media sosial. Jangan sampai apa yang kita telah lakukan menjadi keburukan yang mengalir. Misalnya, meng-upload aurat diri sendiri. Bukankah itu bentuk tidak menjaga aurat dan memperbesar potensi orang lain untuk melihat sesuatu yang tidak pantas dilihat?  Misalnya juga,  like kepada post yang mengumbar aurat. Bukankah itu berpotensi menyebabkan orang yang meng-upload auratnya menjadi lebih bersemangat untuk kembali meng-upload auratnya? Demikianlah pula kita perlu mempertanyakan hal-hal lain yang telah kita lakukan di media sosial.

Jejak media sosial, ia berupa jejak internal dan eksternal. Bagaimanakah perbedaan jejak internal dan jejak eksternal? Bagaimanakah perbedaan cara membersihkan jejak internal dan jejak eksternal? Bagaimanakah apabila hal yang sebaiknya dibersihkan berada di akun milik orang lain? Bagaimanakah apabila seorang pemilik akun menolak untuk membersihkan apa yang sebaiknya dibersihkan? Bagaimanakah apabila kita belum berhasil dalam membersihkan jejak media sosial setelah berdoa dan berusaha sedemikian rupa? Mari bersama mempelajarinya melalui tulisan ini.