Jalan Menuju Kinerja Jurnalisme Unggul

┬╖ MEGA PRESS NUSANTARA
рел.реж
рдПрдХ рдкрд░реАрдХреНрд╖рдг
рдИ-рдкреБрд╕реНрддрдХ
98
рдкреЗрдЬ
рд░реЗрдЯрд┐рдВрдЧ рдЖрдгрд┐ рдкрд░реАрдХреНрд╖рдгреЗ рдпрд╛рдВрдЪреА рдкрдбрддрд╛рд│рдгреА рдХреЗрд▓реЗрд▓реА рдирд╛рд╣реА ┬ардЕрдзрд┐рдХ рдЬрд╛рдгреВрди рдШреНрдпрд╛

рдпрд╛ рдИ-рдкреБрд╕реНрддрдХрд╛рд╡рд┐рд╖рдпреА

"Buku ini menggali secara mendalam faktor-faktor kunci yang memengaruhi kinerja wartawan dalam dunia pers. Dari penelitian yang dilakukan terhadap Aliansi Jurnalis Independen Banda Aceh, buku ini membahas pentingnya pelatihan, peningkatan kompetensi, serta motivasi dalam membentuk kinerja yang unggul.

Melalui penjelasan yang jelas dan inspiratif, pembaca akan diajak melihat bagaimana kolaborasi antara faktor-faktor tersebut dapat memperkuat kinerja individu maupun keseluruhan tim jurnalis. Buku ini tidak hanya relevan bagi mereka yang berkecimpung dalam dunia jurnalisme, tetapi juga memberikan wawasan berharga bagi siapa pun yang ingin memahami esensi dari kerja keras dan dedikasi dalam mencapai kinerja terbaik.

Dari strategi pelatihan yang efektif hingga pembahasan mengenai bagaimana membangun motivasi yang berkelanjutan, buku ini menawarkan pandangan yang holistik tentang perjalanan menuju kinerja unggul dalam jurnalisme. Ditambah dengan studi kasus yang mengilustrasikan implementasi konsep-konsep ini, pembaca akan dibimbing untuk memahami betapa pentingnya faktor-faktor ini dalam menghadapi tantangan-tantangan dunia jurnalistik saat ini.

'Jalan Menuju Kinerja Jurnalisme Unggul' adalah panduan praktis yang menginspirasi, memberikan wawasan, dan mengajak pembaca untuk meraih kualitas kerja yang lebih tinggi dalam menjalani profesi jurnalistik."

рд░реЗрдЯрд┐рдВрдЧ рдЖрдгрд┐ рдкреБрдирд░рд╛рд╡рд▓реЛрдХрдиреЗ

рел.реж
рдПрдХ рдкрд░реАрдХреНрд╖рдг

рд▓реЗрдЦрдХрд╛рд╡рд┐рд╖рдпреА

Muhammad Saleh atau akrab disapa Shaleh, lahir di kawasan pesisir pantai timur Provinsi Aceh, yaitu Kota Lhokseumawe pada 10 Juli 1968 dari pasangan almarhum Abdullah Amin, seorang veteran pejuang RI, dan Hj Nuriyah (almarhumah) seorang ibu rumah tangga. Kawasan ini dulunya disebut; Kota Petro Dollar dan ZIL (Zona Industri Lhokseumawe), karena cadangan (eksplorasi) dan produksi gas alam cair oleh PT. Mobil Oil Inc (berubah menjadi Exxon Mobil) serta PT. Arun NGL. CO. Disusul berdirinya dua perusahaan pupuk yaitu, PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM) dan PT. PT Asean Aceh Fertilizer (AAF) serta pabrik Kerta Kraf Aceh (PT.KKA). Itu sebabnya, Shaleh kecil menghabiskan pendidikan sekolah dasar hingga SMA di kota yang sempat masuk dalam тАЬzona merahтАЭ atau Daerah Operasi Militer (DOM), saat Aceh masih dilanda konflik bersenjata antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan Pemerintah Indonesia. Sejak di bangku SMP, Shaleh sudah akrab dengan organisasi seperti Pramuka. Saat SMA, dia menjadi Ketua OSIS hingga kader Pelajar Islam Indonesia (PII) Aceh Utara. Lalu, Shaleh remaja melanjutkan kuliah di Fakultas Administrasi Niaga, Universitas Malikussaleh (Unimal), sambil aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Lhokseumawe. Tak lama kemudian, dia menjadi jurnalis Harian Serambi Indonesia dan pindah ke Banda Aceh, sehingga kuliahnya sempat beberapa waktu terbengkalai hingga akhirnya menyelesaikan strata satu (S.1) di Fakultas Ekonomi, Jurusan Management, Universitas Abulyatama, Aceh Besar. Sebagai aktivis dan jurnalis. Shaleh yang menikahi Agusniar Muchtar tahun 1996 dan dikaruniai satu putri serta 2 putra ini, kerap mendapat teror dan ancaman dari para pihak yang bertikai ketika itu. Namun, semua itu tak membuat mantan Ketua Badko HMI Aceh (1998) ini surut untuk berbicara lantang pada berbagai forum dan aksi demontrasi, menentang, dan melaporkan berbagai pelanggaran HAM di Bumi Serambi Mekah. Akibatnya, pada tahun 1998, Shaleh terpaksa hijrah dan bekerja sebagai jurnalis Majalah Berita Mingguan GAMMA serta Forum Keadilan di Jakarta, hingga pada tahun 1999 hingga 2000, Shaleh direkrut menjadi anggota Tim Penasihat Presiden RI BJ. Habibie untuk urusan penyelesaian konflik Aceh. Tim ini dipimpin Usman Hasan (mantan Dubes RI di Maksiko) serta beranggotakan 12 tokoh Aceh di Banda Aceh maupun Jakarta. Di Ibukota Jakarta, pada 2000, Shaleh menyempatkan diri untuk melanjutkan kuliah strata dua (S.2) pada Program Magister Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia (UI) serta Program Magister Kriminologi UI (2022). Namun, kedua program tersebut gagal diselesaikan. Di sudut lain, eskalasi konflik bersenjata semakin menjadi-jadi di Bumi Tanah Rencong. Paska reformasi, rezim boleh saja berganti, namun tindak kekerasan dan pelanggaran HAM tak juga reda, hingga akhirnya pada Maret 2003, Shaleh kembali ke Banda Aceh dan mendirikan media cetak bernama; Tabloid Berita Mingguan MODUS ACEH, yang terbit di Banda Aceh. Sebagai media cetak lokal, Shaleh bersama tim redaksi dan wartawannya kerap mewartakan berbagai peristiwa bersenjata, termasuk praktik korupsi. Akibatnya, kantor redaksi media ini sempat dua kali mendapat teror peledakan bom dari orang tak dikenal. Lagi-lagi, teror tersebut tak membuat jurnalis ini surut. Itu dibuktikan dengan prestasi yang diraih Tabloid MODUS ACEH dalam berbagai lomba karya jurnalistik seperti; lima kali meraih Adiwarta┬аSampoerna Award dan satu kali Muchtar Lubis Award, untuk liputan mendalam sosial, budaya, politik, ekonomi, lingkungan dan olahraga. Seiring berjalannya waktu, Shaleh juga dipercaya sebagai staf ahli Kepala BPKS Sabang dan Direktur PT. KKA serta Tim Asistensi Gubernur Aceh maupun sebagai konsultan media dan komunikasi pada beberapa lembaga swasta. Begitu pun, di tengah berbagai kesibukan tersebut, semangat Shaleh untuk terus belajar dan mencari ilmu tidaklah pupus. Ini dibuktikan dengan menjadi mahasiswa paska sarjana Magister Manajemen (MM) Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh. Lagi-lagi, akibat sikap kritisnya, dia terpaksa harus undur dari dari USK dan akhirnya menyelesaikan program MM tersebut di Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (UNIKI) Bireuen, Aceh.

рдпрд╛ рдИ-рдкреБрд╕реНрддрдХрд▓рд╛ рд░реЗрдЯрд┐рдВрдЧ рджреНрдпрд╛

рддреБрдореНрд╣рд╛рд▓рд╛ рдХрд╛рдп рд╡рд╛рдЯрддреЗ рддреЗ рдЖрдореНрд╣рд╛рд▓рд╛ рд╕рд╛рдВрдЧрд╛.

рд╡рд╛рдЪрди рдорд╛рд╣рд┐рддреА

рд╕реНрдорд╛рд░реНрдЯрдлреЛрди рдЖрдгрд┐ рдЯреЕрдмрд▓реЗрдЯ
Android рдЖрдгрд┐ iPad/iPhone рд╕рд╛рдареА Google Play рдмреБрдХ рдЕтАНреЕрдк рдЗрдВрд╕реНтАНрдЯреЙрд▓ рдХрд░рд╛. рд╣реЗ рддреБрдордЪреНтАНрдпрд╛ рдЦрд╛рддреНтАНрдпрд╛рдиреЗ рдЖрдкреЛрдЖрдк рд╕рд┐рдВрдХ рд╣реЛрддреЗ рдЖрдгрд┐ рддреБрдореНтАНрд╣реА рдЬреЗрдереЗ рдХреБрдареЗ рдЕрд╕рд╛рд▓ рддреЗрдереВрди рддреБрдореНтАНрд╣рд╛рд▓рд╛ рдСрдирд▓рд╛рдЗрди рдХрд┐рдВрд╡рд╛ рдСрдлрд▓рд╛рдЗрди рд╡рд╛рдЪрдгреНтАНрдпрд╛рдЪреА рдЕрдиреБрдорддреА рджреЗрддреЗ.
рд▓реЕрдкрдЯреЙрдк рдЖрдгрд┐ рдХреЙрдВрдкреНрдпреБрдЯрд░
рддреБрдореНрд╣реА рддреБрдордЪреНрдпрд╛ рдХрд╛рдБрдкреНрдпреБрдЯрд░рдЪрд╛ рд╡реЗрдм рдмреНрд░рд╛рдЙрдЭрд░ рд╡рд╛рдкрд░реВрди Google Play рд╡рд░ рдЦрд░реЗрджреА рдХреЗрд▓реЗрд▓реА рдСрдбрд┐рдУрдмреБрдХ рдРрдХреВ рд╢рдХрддрд╛.
рдИрд╡рд╛рдЪрдХ рдЖрдгрд┐ рдЗрддрд░ рдбрд┐рд╡реНрд╣рд╛рдЗрд╕реЗрд╕
Kobo eReaders рд╕рд╛рд░рдЦреНрдпрд╛ рдИ-рдЗрдВрдХ рдбрд┐рд╡реНтАНрд╣рд╛рдЗрд╕рд╡рд░ рд╡рд╛рдЪрдгреНтАНрдпрд╛рд╕рд╛рдареА, рддреБрдореНрд╣реА рдПрдЦрд╛рджреА рдлрд╛рдЗрд▓ рдбрд╛рдЙрдирд▓реЛрдб рдХрд░реВрди рддреА рддреБрдордЪреНтАНрдпрд╛ рдбрд┐рд╡реНтАНрд╣рд╛рдЗрд╕рд╡рд░ рдЯреНрд░рд╛рдиреНрд╕рдлрд░ рдХрд░рдгреЗ рдЖрд╡рд╢реНрдпрдХ рдЖрд╣реЗ. рд╕рдкреЛрд░реНрдЯ рдЕрд╕рд▓реЗрд▓реНрдпрд╛ eReaders рд╡рд░ рдлрд╛рдЗрд▓ рдЯреНрд░рд╛рдиреНрд╕рдлрд░ рдХрд░рдгреНрдпрд╛рд╕рд╛рдареА, рдорджрдд рдХреЗрдВрджреНрд░ рдордзреАрд▓ рддрдкрд╢реАрд▓рд╡рд╛рд░ рд╕реВрдЪрдирд╛ рдлреЙрд▓реЛ рдХрд░рд╛.