Tahun lalu, pada masa-masa awalnya berhijrah, saat sentimen SARA mencuat dalam pertarungan politik ibu kota, ia masih berujar, “Jika tragedi '98 terulang lagi, toko-toko itu yang kali pertama akan saya bakar!” Sambil menunjuk kompleks pertokoan yang dikelola oleh para pengusaha yang berbeda etnis dengannya. Namun, ia kini punya cara pandang berbeda terhadap mereka yang dulu begitu ia benci, “Ternyata dulu saya salah. Kita mungkin tidak bersaudara dalam iman, tetapi kita bersaudara dalam kemanusiaan ….”
Perjalanan seperti apa sebenarnya yang sudah dilalui Lalan? Apa yang sudah mengalahkannya secara telak? Inilah biografi orang biasa. Inilah Hijrah Bang Tato.
[Mizan, Benrang Pustaka, Bentang, Hijrah, Motivasi, Indonesia]