Buku setebal 80 halaman ini berisi kumpulan 35 judul puisi. Judul kumpulan puisi ini mengambil salah satu judul puisi di buku ini, âGandariâ. Puisi panjang yang mamakan 12 halaman itu berisikan tentang sosok Gandari, istri Dretarastra, ibu para Kurawa dalam kisah Mahabarata. Puisi lain berjudul âTentang Mautâ, Goenawan menulis: âĶ Ini jam yang amat biasa: Maut memarkir keretanya di / ujung gang dan berjalan tak menentu. âĶ. Agaknya maut dan kematian disebut dalam beberapa puisi, juga di sajak berjudul âRonggeng Monyetâ (hlm. 28): Semalam ia lihat Maut melintas,/ di kardus-kardus yang terbuang/ âĶ Tapi mungkin Maut lelah. Adapun pada puisi berjudul âCikiniâ disebutkan: Meski tak menyongsong apa-apa .../ Ia juga tak akan berangkat./ Ia dan Maut/ ingin berdua, di utara. Sementara itu, âkematianâ mendapat tempat di beberapa puisi di buku ini. Ada 13 kata âkematianâ yang tersebar di sejumlah sajak berjudul antara lain âGandariâ, âDatangâ, âRonggeng Monyetâ, âAktorâ, âHikayat Sri Ramaâ.