Empat Hawa Nafsu Orang Jawa

· Media Pressindo
5.0
3則評論
電子書
104
評分和評論未經驗證  瞭解詳情

關於本電子書

Manusia adalah simbolis empat jenis nafsu. Dalam pewayangan digambarkan dalam tokoh sedlur papat lima pancer (Dasamuka, Kumbakarna, Sarpakenaka, dan Wibisana). Watak Dasamuka yang angkara murka melambangkan nafsu ammarah, Kumbakarna merupakan simbol nafsu lawwamah; nafsu yang cenderung mengarah pada keirihatian, Dewi Sarpakenaka seorang perempuan yang mudah tergoda dengan pria tampan mengisyaratkan nafsu supiyah (mulhimah), Keempat, Wibisana adalah pengejawantahan dari nafsu mutmainnah; nafsu jiwa yang tenang, atau nafsu berbuat baik pada orang lain.

Tidak semua nafsu harus diperangi, namun keempat nafsu itu seyogyanyalah dikendalikan. Mengendalikan hawa nafsu buknlah hal yang sulit, manusia hanya perlu memasuki aam sunyaruri, keadaan yang lerem. Di alam keheningan tersebut, manusia Jawa akan melalui 3 fase, yakni fase ora weruh, ngaku weruh, dan nyata weruh. Selain itu nafsu bisa dikendalikan melalui laku tapa atau semadi.

Bagaimanakah cara manusia melampaui fase-fase itu demi mengendali nafsu-nafsunya? Kapankah seseorang telah dapat disebut pramana, yakni gambaran orang yang seterang-terangnya, telah jernih penglihatan hatinya serta pangrasa batinnya? Temukan jawabannya di buku ini!

評分和評論

5.0
3則評論

關於作者

WAWAN SUSETYA lahir di sebuah desa kecil, yakni di Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur tanggal 1 Desember 1969. Sejak kecil, ia dibesarkan di lingkungan yang penuh dengan nuansa seni-budaya Jawa atau “kebudayaan Jawa” Selepas merampungkan studinya di salah satu perguruan tinggi jurusan Bahasa dan Sastra Inggris di ‘kota pendidikan’ Malang tahun 1994, Wawan lebih banyak berkecimpung dalam tulis-menulis dunia jurnalistik (wartawan) di Jawa Pos News Network (JPNN) di Biro Malang sejak tahun 1994-1998. Ia juga menjadi staf pengajar di dua PTS di Malang: yakni di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan Stikma Internasional Malang. Di Malang tersebut, Wawan aktif mengisi berbagai kegiatan kemahasiswaan—baik menjadi narasumber, pembicara, pemateri atau moderator—seperti seminar, sarasehan, diklat kepemimpinan, diklat jurnalistik, dan sebagainya di kampus-kampus Malang, antara lain Universitas Brawijaya (Unibraw), IKIP Malang, Unmer (Universitas Merdeka), Universitas Gajayana (Uniga), UMM (Universitas Muhammadiyah Malang), IKIP PGRI, UWG (Universitas Widyagama), Unisma (Universitas Islam Malang), Universitas Wisnuwardhana, dan sebagainya.

Pada tahun 1999, ia hijrah ke Jakarta, bergabung dengan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai aktivis di Departemen Pengembangan Opini Publik. Juga bergabung dengan budayawan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) di Komunitas Kiai Kanjeng dalam Jaringan “Pengajian Padang Bulan”-nya. Sejak tahun 2001, Wawan mengikuti GKD (Gerakan Kembali Ke Desa) alias ‘pulang kampung’ ke daerah Tulungagung. Sampai sekarang, ia bersama isteri tercinta (Shofa) tinggal di Tulungagung dan tetap menggeluti dunia tulis-menulis khususnya ‘menampung’ ide-ide dari intuisi (ilham) yang tak terkirakan jumlahnya ke dalam bentuk karya tulis (buku).

為這本電子書評分

歡迎提供意見。

閱讀資訊

智慧型手機與平板電腦
只要安裝 Google Play 圖書應用程式 Android 版iPad/iPhone 版,不僅應用程式內容會自動與你的帳戶保持同步,還能讓你隨時隨地上網或離線閱讀。
筆記型電腦和電腦
你可以使用電腦的網路瀏覽器聆聽你在 Google Play 購買的有聲書。
電子書閱讀器與其他裝置
如要在 Kobo 電子閱讀器這類電子書裝置上閱覽書籍,必須將檔案下載並傳輸到該裝置上。請按照說明中心的詳細操作說明,將檔案傳輸到支援的電子閱讀器上。