Oh Lord…
“Aku tidak yakin apa maksudmu,” ujar Sarah, suaranya tercekat saat ia bisa merasakan ketegangan itu tiba-tiba meningkat di antara mereka. Apa pria itu juga sedang memikirkan apa yang sedang Sarah pikirkan? Oh, pria itu begitu tampan dan matang, dia benar-benar jantan dan berkarisma dan Sarah paling lemah terhadap pria seperti itu. Kupu-kupu kini terasa beterbangan liar di dalam perutnya. Inilah kesempatanmu, bisik suara di dalam dirinya.
“Kau pikir apa yang kumaksud?”
Now, Sarah. It is now or never. Ia tahu ia gugup, tapi ini adalah kesempatan sekali seumur hidup.
“Aku… aku ingin kau melupakan tentang surat tilang itu,” ucap Sarah dengan suara rendah. “Aku bersedia membantumu untuk melupakan masalah tilang itu.” Sarah lalu menjilat bibirnya dan bahkan menggigit kecil bibir bawahnya, juga sedikit gugup ketika ia menyelipkan sejumput rambut di balik telinga.