“Ya, I am.” Jadilah lihatlah diriku yang sudah dewasa ini, Mason!
“But yes, I will come with Cecilia tomorrow. Aku akan memperkenalkanmu nanti. Kurasa kalian bisa menjadi teman yang baik. Dia hampir seumuran denganmu.”
Aku menelan gumpalan di tenggorokanku dengan susah payah. Apakah Mason buta? Aku tidak ingin berteman baik dengan kekasihnya. Dasar berengsek. Tapi sebagai jawaban, aku mengangguk saja.
“Pastikan kau datang. Kalau kau tidak punya teman kencan, aku akan memperkenalkanmu pada salah satu kolegaku nanti.”
“Tidak perlu,” ketusku dan Mason langsung terdiam. “Maksudku… I will find my own companion.”
“Baiklah, baiklah, Adik Kecil yang sudah dewasa.”
Aku benci sekali julukan itu. Membuatku ingin menangis saja.
“Aku pergi dulu, ya. Masih ada yang ingin kudiskusikan dengan Charles. Walaupun kita jarang bertemu di perusahaan, you can call me anytime, you know, if you need me, okay?”
Aku kembali mengangguk.
“Talk to you later, Holly.”
Aku belum bisa menemukan suara untuk membalas perkataan Mason. Aku masih bergulat kembali dengan kekecewaanku, untuk yang kesekian kalinya.