"""Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan fenomena dalam perpolitikan Indonesia. Tanpa mengandalkan tokoh maupun dukungan organisasi besar, PKS sukses menjadi partai yang mendapat suara keempat terbanyak pada Pemilu 2009. Tak seperti partai lain, PKS membina kader dan simpatisannya terus-menerus melalui berbagai aksi kolektif. PKS juga mencoba menjangkau semua kalangan dengan menyatakan diri sebagai partai terbuka. Namun langkah itu juga me nimbulkan kontroversi dan dilema di dalam PKS sendiri: antara teguh di jalur ideo logis dan membuka diri bagi siapa saja. Buku ini, yang diolah dari tesis Burhanuddin Muhtadi di Australian National University, memotret fenomena PKS dari sudut pandang keilmuan, mulai dari asal-usulnya sebagai Jamaah Tarbiyah pada masa Orde Baru, pe ngaruh ideologis dari Ikhwanul Muslimin Mesir, pendirian Partai Keadilan pada awal Reformasi, sampai dinamika internal antara berbagai aspirasi dalam PKS. Juga dibahas mengenai strategi PKS memperjuangkan agenda politik Islamis-nya di panggung politik Indonesia. ""Buku ini paling menarik dibanding buku-buku lain tentang PKS karena posisi Burhanuddin Muhtadi terhadap PKS sebagai outsider dan insider sekaligus, dan menggunakan teori-teori gerakan sosial sebagai pendekatan dalam menganalisa perjalanan sejarah PKS sekaligus tantangan masa depannya."" --Anis Matta, Sekretaris Jenderal DPP PKS dan Wakil Ketua DPR RI 2009-2014 ""Sejauh pengamatan saya, belum ada satu pun buku yang membahas kemunculan dan perkembangan PKS secara serius dengan metode protest-event analysis untuk mengkaji aksi-aksi demonstrasi PKS. Buku Burhanuddin Muhtadi ini dapat menutup kekurangan tersebut. Baik dari sisi metodologi maupun sintesa pendekatan dengan menggunakan teori gerakan sosial, buku ini merupakan terobosan penting dalam diskursus akademik tentang PKS dan gerakan Islamis di Indonesia."" --Komaruddin Hidayat, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ""Buku ini memberikan sumbangan intelektual yang berharga dalam diskursus tentang PKS dan gerakan Islamisme. Saya dengan senang hati merekomendasikan untuk dibaca."" --Greg Fealy, Department of Political and Social Change, The Australian National University (ANU) Burhanuddin did not touch on the issue of the Muslim-based political parties poor electoral performance in general, as he narrowed the scope of his analysis on the PKS only. His choice of the PKS was apparently due to the party's steadily improving performance at the ballot box--some political analysts have even categorized the PKS as the world's second-most successful Muslim-based political party, after the Turkey's Justice and Development Party. -- Imanuddin Razak, The Jakarta Post"""