Demikian salah satu judul esai Budi Darma dalam buku ini. Budi Darma
menuliskan perkara-perkara yang tumbuh di sekitar sastra. Kreativitas,
para pencipta tradisi, keberadaan kritik sastra, kebiasaan pengarang
Indonesia, peran jurusan sastra Indonesia, dan hal-hal lain yang
membuat sastra hadir sebagai dunia jungkir-balik sekaligus menarik.
Walaupun ditulis pada waktu berlainan yakni dalam rentang tahun
1969-1971, gaya bahasa Budi Darma sungguh khas, unik, kritis, dan tentu
kaya akan wawasan. Solilokui dihadirkan kembali sebab konteks dan
pembahasan Budi Darma yang mendalam sekaligus mampu menjawab
fenomena sastra di tahun sekarang.
Buku ini menjadi bacaan yang harus ditelaah bagi mereka yang
menaruh perhatian secara serius terhadap sastra termasuk sastra
Indonesia. Penulis, akademikus, kritikus, atau pembaca dan penikmat
sastra yang ingin memahami jungkir-balik dalam dunia sastra.