Avenoir

Perempuan kelahiran Jakarta, 27 Februari 1993 ini punya hobi mengamati. Mengamati apa saja. Tapi yang paling menyenangkan adalah mengamati berbagai perilaku manusia yang baginya lucu sekaligus mengkhawatirkan. Itu menjadi satu alasan kuat kenapa akhirnya ia memilih psikologi sebagai jurusan kuliahnya, alih-alih teknik mesin atau astronomi—ngga sanggup juga sih.

Dan meskipun ijazah kesarjanaannya hingga kini tersimpan rapi di dalam lemari karena tak pernah digunakan, ia tetap berharap agar setitik ilmunya selama kuliah itu bermanfaat bagi orang lain. Buku ini, dan dua buku sebelum ini adalah usahanya untuk mewujudkan harapan tersebut.

Saat ini, Urfa sibuk menjalani impiannya sejak kecil, yaitu menjadi seorang ibu rumah tangga. Merawat anak-anak perempuannya, membacakan buku, memasak berbagai resep MPASI, demi masa depan generasi emas Indonesia yang cemerlang pada 2045. Karena itulah Anda akan menemukan lebih banyak cerita tentang keluarga di laman Instagram miliknya, alih-alih cerita seputar perbukuan.

Buku ini Urfa kandung selama kurang lebih 10 bulan. Kalau buku ini adalah bayi manusia, bidan dan dokter pasti sudah memberi tanda gawat darurat yang bikin resah semua orang. Untunglah ini cuma buku. Urfa berharap, proses kreatif buku ini yang memakan waktu cukup lama tidak meresahkan siapapun, sebaliknya, semoga kelahirannya tetap membawa kebahagiaan.

Urfa biasa nongol di Instagram @urfaqurrotaainy dan Tumblr urfa-qurrota-ainy.tumblr.com. Boleh ngobrol kalau santai.