👉👉 bit.ly/andini-citras 👈👈
📌 Keunggulan Ebook ini:
✅️ Enak dibaca. Karena diproof read dan diedit oleh editor profesional
✅️ Baca dengan keras. Bisa menjadi audio book dengan dibacakan mesin berbahasa Indonesia
✅️ Teks Mengalir. Lebar margin sesuai dengan ukuran layar hp
✅️ Penyesuaian Font. Ukuran font dan jarak antar baris kalimat bisa diperbesar atau perkecil sesuai selera
✅️ Bisa ganti jenis font. Jenis font bisa diganti sesuai selera
✅️ Penyesuaian kecerahan. Bisa menyesuaikan brightness, warna latar belakang dan night light
🔥
📌 Daftar Isi
Cerita Versi Herman—1
Cerita Versi Rini—27
Tubuhku untuk Membayar Utang—47
Cerita Versi Pakde Karto—57
Tiga Hari di Vila Rimbun Ciawi—71
Nafsu Rini Lebih Liar dengan Pakde Karto—95
Rini Tergila-gila Permainan Panas Pakde—117
Hottest Girls Videos (Bonus)—139
Pratinjau:
📌 Cerita Versi Herman
Tidak mudah bisa bertahan hidup di Jakarta apabila seseorang tidak memiliki kepandaian, stamina dan daya tahan terhadap berbagai tekanan dan kesulitan. Dan itu semakin aku rasakan. Sejak tiga tahun terakhir aku bersama istri yang baru kunikahi meninggalkan kampungku di Sleman, Yogya, menuju ibukota Jakarta untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Hingga kini kehidupan yang lebih baik itu belum juga aku memperolehnya.
Aku mau dan pernah melakukan pekerjaan apa saja sepanjang itu halal. Dari penjaga toko, ojol, tukang batu atau pekerjaan lainnya yang sesuai dengan apa yang aku bisa. Tetapi itu semua nampaknya belum menjanjikan masa depan yang lebih baik.
Kebetulan ada famili jauhku, Pakde Karto yang telah lama hidup di Jakarta dan mendapatkan kehidupan yang cukup mapan. Usahanya sebagai tengkulak tembakau untuk pabrik rokok ‘gurem’ nampaknya membuat hidupnya kecukupan. Kalau aku kesulitan uang Pakde Karto selalu menjadi tujuanku dan biasanya dia mau menolongku. Dia bilang kasihan pada istriku yang masih muda harus menderita hidup di Jakarta. Dia tidak mau mengajak aku kerja di tempatnya. Alasannya karena kurang suka mempekerjakan sanak famili. Dia bilang dirinya punya sifat gampang marah dan kasar. Khawatir sifat itu bisa menyinggung perasaan dan putus hubungan kekeluargaan. Walaupun begitu dia sangat memperhatikan kepentingan kami, khususnya kepentingan istriku. Terkadang dia belikan sesuatu, misalnya baju atau perabot dapur atau lainnya.
Hanya satu hal yang aku kurang sreg dengan Pakde Karto. Kalau aku minta bantuan pinjam uang dia tidak izinkan aku ke kantornya. Dia selalu menyuruh sampaikan saja apa kebutuhanku lewat Whatsapp, nanti dia akan datang. Dan dia memang datang. Dia berikan pinjamanku dan dia juga bawa oleh-oleh untuk Rini, istriku.
Selama berada di rumah kuperhatikan matanya yang selalu nampak melotot memperhatikan tubuh istriku. Beberapa kali dia bertandang ke rumahku, tak pernah sekali pun dia bawa istrinya. Aku pikir dia enggak mau kesukaan melototnya saat melihati istriku terganggu.
📌Sinopsis
Memiliki seorang Rini, istri yang sangat cantik, mantan idola sekolah dan sekampus menjadi tantangan tersendiri bagi Herman yang telah meminangnya. Terlebih lagi bagi Herman, seorang perantauan yang mengadu nasib di Jakarta, tidak memiliki penghasilan tetap, lalu ditambah hobinya bermain judi hingga berakibat ia memiliki hutang yang banyak kepada Karto, famili jauhnya yang juga tinggal di Ibukota dan tidak mampu membayarnya. Ancamanpun datang dari Pak de jauhnya itu untuk segera melunasi hutang-hutangnya dalam waktu 1x24 jam, atau keselamatan dirinya akan terancam. Melihat paras Herman yang menampakan tidak akan mungkin mampu membayar hutang, Kartopun memberi solusi untuk bisa menikmati tubuh indah Rini istrinya selama 3 hari di vila, dan Herman harus ikut disana sebagai pelayan.
Akankah Herman menyetujui solusi yang diberikan pakdenya itu?, lalu bagaimana menyampaikan prihal ini ke istrinya? Akankah istrinya menyetujui? Toh sebelum menikah dengan Herman, Rini merupakan gadis cantik yang liar dan binal, pelaku free sex dan kerap bergonta-ganti teman ranjang tanpa perlu ikatan? Lalu apa yang membedakan bila kini ia meminta tolong sekali ini untuk memberikan kepuasan maksimal kepada pria lain?
✍️ Tetapi aku langsung ingat masa-masa masih pacaran dulu. Aku sering memergoki Rini, yang pacarku waktu itu, nampak mesra jalan berduaan dengan teman lelaki yang lain. Bahkan setelah menikah baru mengaku jujur, saat berpacaran denganku, ia masih sering tidur dengan mantan dan dengan beberapa teman prianya. (Hal 24)
✍️ Beberapa pria memang memberikan kenikmatan biologis padaku. Aku pikir tidak salah kalau aku memberikan kenikmatan yang mereka inginkan. Salah satunya adalah Ditto yang anak dokter itu. Meski bukan pacar, namun ia adalah pria pertama yang meniduriku. (Hal 30-31)
✍️ Dengan dia menerima amplop berisi uang yang kini ditanganku berarti dia benar-benar telah menjual aku dan menjadikan aku sebagai alat untuk membayar utang-utangnya dan sama sekali tidak membicarakannya padaku terlebih dahulu. (Hal 51)
✍️ Aku masih ingat beberapa hari yang lalu saat aku mencuri ciuman dibibir Rini, istri keponakanku ini, dia tidak menunjukkan kemarahan, lalu kuberanikan diri mencium jenjang leher putihnya, seraya sambil tanganku meremas bukit indahnya, tetap tak ada penolakan darinya. (Hal 70)
✍️ Rini ingin selekasnya menjamah khayalannya. Dia ingin merasakan apa yang pernah dia rasakan dulu bersama Ditto, Pandi, dan beberapa pria lain yang pernah mencumbu dirinya. (Hal 92-93)
✍️ Nampaknya Pakde tak mampu menahan kegelian yang melandanya. Dengan kedua tangannya dia merengkuh dan menjambak rambut Rini. Dia merintih sambil seakan hendak mencabut-cabut akar rambut itu. Dan rintihan Pakde itu malah membuat Rini semakin bringas, ganas, serta liar untuk meningkatkan serangannya. (Hal 100-101)
✍️ Rini memang benar-benar perempuan panas yang selalu ingin dipuaskan dengan lelaki perkasa. Dia merasakan betapa Pakde mampu menggali seluruh rahasia nikmat syahwat yang ada pada dirinya. Kini Rinilah yang tergila-gila pada Pakde Karto. (Hal 136)