-> -> bit.ly/andini-citras <- <-
*
Keunggulan Ebook ini:
- Halaman Asli, tersedia header dengan judul bab
- Baca dengan keras, Menjadi audio book dengan dibacakan mesin berbahasa Indonesia
- Teks Mengalir, menyesuaikan ukuran layar
- Ukuran font dan jarak antar baris kalimat bisa diperbesar atau perkecil sesuai selera
- Bisa ganti jenis font
- Warna kertas/background bisa diubah menjadi Putih, Krem, dan Hitam
----------
Daftar Isi
Skenario Leni Menggoda Ryan anak Tetangga —1
*
Sinopsis
Lama tidak mendapatkan sentuhan pria membuat Leni gelap mata. Wanita 25 tahun ini biasa mendapatkan kehangatan cumbuan pria sejak lulus SMU dari teman-teman tongkrongannya atau dari orang yang baru saja dikenalnya, bahkan pernah dari driver ojol. Namun semenjak ia bekerja di perusahaan yang cukup besar, aktivitas ini otomatis terhenti karena kepadatan waktu bekerja. Kini di tengah gairahnya yang memuncak, Ryan anak tetangga berkunjung ke rumah. Kontan saja wanita cantik ini mengatur skenario untuk lelaki berusia 14 tahun ini yang membuatnya tegang dan berkali-kali menahan napas dan menelan ludah.
*
Pratinjau
Kejadian ini terjadi di pertengahan bulan Januari 2019.
Malam itu aku pulang lebih malam dari biasanya. Rapat di kantor yang berkepanjangan dan bertele-tele membuat aku cape setengah mati. Masuk ke kamar tidurku, aku membuka jas kantorku disusul dengan melorotkan rokku dan menjatuhkannya ke lantai begitu saja.
Sambil berjalan ke arah lemari pakaian, aku membuka kancing-kancing blusku. Tepat di depan lemari pakaian aku melepaskan blusku dan menjatuhkannya ke lantai pula. Aku membuka lemari pakaianku. Sejenak aku memilih-milih pakaian dalam yang akan aku pakai. Akhirnya pilihanku jatuh pada celana dalam satin tipe thong warna kuning muda dan bra tanpa tali bahu yang berwarna sama. Kulemparkan celana dalam dan bra ke atas tempat tidurku. Setelah itu, aku menuju ke kamar mandi yang terletak di dalam kamarku.
Di dalam kamar mandi, aku membuka celana dalamku yang berwarna putih dan bra yang berwarna sama yang kukenakan sejak pagi. Kubiarkan saja tergeletak di lantai kamar mandi. Aku segera masuk ke dalam tempat shower dan mandi. Hanya dengan mandi yang bersih yang bisa mengusir segala kepenatanku seharian di kantor. Saat menyabuni badanku, aku menyabuni bagian-bagian sensitifku agak lama. Aku menikmati sensasi saat kedua bagian tubuhku itu tersentuh, walaupun oleh tanganku sendiri. Tak lama kemudian acara mandiku berakhir. Aku kemudian keluar dari tempat shower dan menggapai handuk yang selalu tergantung di belakang pintu kamar mandiku. Dengan handuk itu, aku mengeringkan tubuhku.
Kembali ke kamar tidur, aku kemudian mengambil pakaian dalam yang di taruh di atas tempat tidur dan kupakai. Setelah itu, handuk yang kupakai kuhamparkan di sandaran kursi yang ada di kamarku. Aku membaringkan diriku ke atas tempat tidur. Bagian tubuhku yang tidak terutup oleh bra dan celana dalam yang kupakai, langsung menyentuh lembutnya sprei tempat tidurku. Aku memutuskan untuk beristirahat.
Saat baru saja hendak terlelap, aku mendengar suara bel pintu. Aku kemudian bangkit dari tempat tidurku dan menggapai jubah tidur satinku yang berwarna merah muda yang tergantung di balik pintu kamarku. Sambil berjalan ke arah pintu depan, aku memakai jubah tidurku dengan terburu-buru. Hal ini tentu saja menyebabkan pada bagian dada tidak tertutup dengan rapi. Langkah-langkah kakiku menyebabkan celana dalamku terlihat dari belahan jubah tidurku yang panjangnya hanya sepaha. Aku tidak peduli, aku hanya berpikir siapa yang datang.
Saat aku membuka pintu, aku melihat seorang anak laki-laki berumur 14 tahun. Dia adalah anak dari tetangga di depan rumahku. Ditangannya dia membawa sebuah kotak. Pertama-tama sepertinya dia terkejut melihat penampilanku sebab dia bisa melihat sebagian bra yang tidak tertutup oleh jubah tidurku.
“Ryan, ada apa, sayang?” tanyaku. Dengan agak gelagapan dia menjawabku, “Anu Tante, ini ada titipan dari Mama..” “Apa ini? “, tanyaku. Sambil menyodorkan kotak yang dibawanya, dia berkata, “Cuma kue saja.” Aku kemudian mengambil kotak itu dari tangannya dan mempersilahkan dia masuk. “Mama kemana?”, tanyaku.
“Keluar sama papa. Mungkin agak malam baru pulang, soalnya mau mengurusi pesta”
“Pesta apa?”
“Perayaan ulang tahun perkawinan yang ke 25”
“Oh begitu..”
Aku kemudian mempersilahkan dia duduk di kursi ruang keluargaku. Aku kemudian mengambil air dari dapur dan membawanya keluar.
“Ini silakan di minum..”
“Terima kasih, Tante..”
Aku tersenyum kecil, sebab sewaktu aku menaruh air tadi ke meja, aku melihat kalau matanya melirik ke dalam jubah tidurku, tepat ke arah buah dadaku yang tertutup oleh braku. Diam-diam aku berencana untuk menggoda anak ini. Aku kemudian duduk di sebelahnya. Sejenak kemudian, anak itu aku ajak berbincang-bincang. Sebetulnya anak itu duduknya tidak tenang, tetapi aku pura-pura tidak memperhatikannya, sampai suatu ketika dia berkata, “Anu Tante, bra Tante bagus ya..” Aku tersenyum kecil. Dalam hatiku aku bersorak gembira. Anak ini memperhatikanku.