Pancingan Mbak Ami: Cerita Romantis Dewasa 21++

· Lovely Story Publisher
5.0
1 review
Ebook
22
Pages
Eligible
Ratings and reviews aren’t verified  Learn More

About this ebook

Dapatkan free ebook sinopsis dan pratinjau judul kami lainnya di:

-> -> bit.ly/andini-citras <- <-

*

Keunggulan Ebook ini:

- Halaman Asli, tersedia header dengan judul bab

- Baca dengan keras, Menjadi audio book dengan dibacakan mesin berbahasa Indonesia

- Teks Mengalir, menyesuaikan ukuran layar

- Ukuran font dan jarak antar baris kalimat bisa diperbesar atau perkecil sesuai selera

- Bisa ganti jenis font

- Warna kertas/background bisa diubah menjadi Putih, Krem, dan Hitam

----------

Contents

Pancingan Mbak Ami—1

*

Sinopsis 

Ami sangat memahami kalau Eko sedang menginjak usia puber, usia dimana organ reproduksinya mulai berfungsi dan hasrat biologisnya sedang memuncak, usia dimana gairah yang terpendam bisa meledak sangat dahsyat hanya dengan sedikit “pancingan”.

Pancingan apakah yang hendak dilakukan oleh wanita bertubuh sintal itu?

*

Pratinjau

Perkenankan aku untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu, aku Eko sekarang usia 18 tahun. Aku ingin menceritakan pengalaman pertama dengan wanita yang usianya lebih tua. Hal ini menarik untuk diungkapkan karena aku menganggap bahwa peristiwa tersebut yang membuat aku sangat menyukai bercumbu dengan wanita yang usianya lebih tua walaupun dengan wanita yang usianya lebih muda juga aku dapat menikmatinya.

Mbak Ami, seorang wanita yang pada saat itu usianya sekitar 19 tahun, yang memperkenalkan aku bagaimana mengenal organ wanita berikut dengan cara pengolahannya sehingga mendapatkan kepuasan.

Pengalaman ini dimulai ketika Mbak Ami menginap untuk beberapa hari di rumah aku karena dia akan mengikuti ujian masuk pada sebuah Akademi Perawat di kota Yogya. Mbak Ami berasal dari kota Cilacap dan teman dari sepupu aku. Karena tidak ada saudara di Yogya maka oleh sepupu aku diminta untuk menginap di rumah.

Pada hari-hari pertama keberadaan Mbak Ami di rumah, aku merasa canggung untuk berinteraksi dengannya. Hanya sekali-sekali aku berbicara dengan Mbak Ami. Setelah beberapa hari, baru aku merasa mulai ada kedekatan karena aku sering mengobrol dengan Mbak Ami. Hubungan aku dengan Mbak Ami menjadi semakin dekat di mana diawali pada saat aku disuruh oleh orang tua untuk membeli makan malam dan aku mulai berani untuk mengajak Mbak Ami pergi bersama karena aku menganggap dia lebih tahu menu makanan untuk makan malam. Dengan menggunakan vespa butut, kami berboncengan dan sepanjang perjalanan kami bercerita berbagai hal. Selama perjalanan beberapa kali aku merasakan buah dada Mbak Ami menyentuh punggung aku dan aku yang pada saat itu masih berusia 16 tahun benar-benar menikmati sentuhan yang tidak sengaja itu.

Sampai pada suatu saat, kedua orang tua aku harus pergi keluar kota untuk beberapa hari dan meminta aku untuk menjaga rumah. Mbak Ami sendiri diminta oleh orang tua aku untuk menemani dan dikarenakan masih menunggu hasil tes saringan masuk Akademi Perawat, maka Mbak Ami menyetujui untuk menemani aku. Sehingga hanya berdua saja di rumah yaitu Mbak Ami dan aku.

Oh, iya aku belum mendeskripsikan sosok tubuh dari Mbak Ami.

Mbak Ami memiliki postur tubuh yang baik, tinggi 160 cm dengan berat badan kira-kira 50 kg. Rambut hitam lebat sebahu dengan hidung yang bangir serta matanya yang bagus (apalagi kalau sedang melirik.., seksi sekali). Mbak Ami selalu menggunakan celana jin dengan ukuran 28 dan memakai Bra ukuran 34 C (itupun aku tahu setelah tanya dengan Mbak Ami).

Setelah makan malam, seperti biasa aku menonton acara televisi sedangkan Mbak Ami baru bergabung setelah selesai membereskan meja makan.

“Ko.. Acaranya bagus enggak?” tanya Mbak Ami.

“Lagi acara lagu-lagu” balas aku.

“Mau ikutan nonton ini atau mau cari acara yang lain?” aku bertanya balik kepada Mbak Ami.

“Sudah.. Biar ini aja” sahut Mbak Ami sambil duduk di samping aku.

Karena agak membungkukkan badannya, aku sempat mencuri pandang ke arah dada Mbak Ami yang pada saat itu memakai daster dengan belahan dada agak rendah. Kemudian kami menonton bersama sambil duduk berdampingan dan aku sekali-sekali mencoba untuk melihat ke bagian dada, siapa tahu aku bisa melihat lebih jelas isi bagian atas dari balik daster Mbak Ami.

Sambil menonton TV, kami pun bercerita dan dengan perasaan ragu, aku coba untuk menggenggam tangan Mbak Ami dan ternyata tidak ada penolakan bahkan Mbak Ami kemudian menyandarkan kepalanya ke bahu aku. Terus terang pada saat itu, aku merasa kaget karena apa yang aku terima ternyata jauh dari dugaan aku.

Dengan keyakinan penuh, aku tarik kepalanya dan aku mulai cium bibirnya.

Ratings and reviews

5.0
1 review

Rate this ebook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Center instructions to transfer the files to supported eReaders.