Tetapi mitos tetaplah mitos begitu kita bisa membongkar dan menelanjanginya secara historis dan ilmiah. Buku yang hendak didiskusikan ini adalah sebuah upaya untuk itu, dimana posisi kelas menengah ketika diletakkan dalam struktur sosial yang berkelas-kelas maka perannya sebenarnya tidak lain adalah melanggengkan struktur sosial yang timpang dan eksploitatif ini. Sebagai kelas yang terombang-ambing dan terjepit di antara kelas kapitalis dan kelas pekerja, maka kelas menengah akan bergerak menuntut perubahan ketika kondisi sosial ekonomi makin terpuruk akibat dominasi kelas kapitalis tetapi perubahan yang dituntutnya tidak untuk mengubah struktur sosial ekonomi yang eksploitatif itu sebagaimana tuntutannya kelas pekerja.
Dengan kata lain, perubahan yang dituntut oleh kelas menengah sesuai dengan posisi kelasnya, adalah perubahan yang bersifat reformistik, yang parsial dan karena itu bersifat temporer dan kasuistik. Soalnya adalah, sejauhmana kita menempatkan posisi dan peran sosial politik kelas menengah ini adalah arus besar konsolidasi demokrasi dan perubahan struktur ekonomi politik yang eksploitatif tersebut?
Abdil Mughis Mudhoffir - Dosen Sosiologi di Universitas Negeri Jakarta dan honorary fellow di Asia Institute, University of Melbourne.
Dian Septi Trisnanti -Ketua Umum Federasi Serikat Buruh Persatuan Indonesia (FSBPI).
Fransesco Hugo - Anggota Perhimpunan Muda.
Igra Anugrah - Editor IndoPROGRESS.
Kresna Herka Sasongko - Lulusan antropologi dari Universitas Padjadjaran, Bandung.
Made Supriatma - Peneliti independen dan Visiting Fellow in the Indonesia Studies Programme, ISEAS – Yusof Ishak Institute, Singapore.
Muhammad Ridha - Kandidat PhD ilmu Politik di Northwestern Illonois, Chicago, AS.
Yohanes Hashiholan Tampubolon - Dosen Sekolah Tinggi Teologi (STT), Jakarta dan juga aktif di organisasi Kristen Hijau.
Coen Husain Pontoh - editor IndoPROGRESS.